Harvard - Salah satu hasil atau kesimpulan utama dari pertemuan belasan ‘petinggi’ ICT4Poverty di Harvard menyimpulkan bahwa ‘pendidikan’ memegang kunci paling stategis untuk pengentasan kemiskinan menggunakan ICT.
Harvard - Salah satu hasil atau kesimpulan utama dari pertemuan belasan ‘petinggi’ ICT4Poverty di Harvard menyimpulkan bahwa ‘pendidikan’ memegang kunci paling stategis untuk pengentasan kemiskinan menggunakan ICT.
Strategi implementasi akan berbeda antara negara yang kaya, negara miskin, negara pro partai, negara yang pro rakyat.
Indonesia adalah salah satu contoh yang bisa menjalankan proses capacity building ICT yang swadaya masyarakat, mandiri, berbasis komunitas dan berupa gerakan masyarakat. Pendidikan secara informal, melalui mailing list, forum bahkan Facebook di internet.
Saya lihat negara lain seperti Costa Rica atau India lebih banyak merengek ke pemerintah/negara donor. Mereka lebih ke pendidikan secara formal, kalau di Indonesia lebih mengandalkan Diknas lah. Sepertinya tidak ada — mungkin bisa di hitung pakai jari — negara di dunia yang punya aktifis ICT seperti di Indonesia, kebanyakan negara lain banyak mengandalkan negara donor.
Kalau kita di Indonesia, rakyat cukup aktif untuk mencari solusi untuk diri sendiri. Jika ini bisa lebih dieksplorasi lagi tampaknya bisa lebih dahsyat lagi urusannya.
Dijadwalkan, saya ke Harvard USA untuk ICT4Poverty sampai 28 September 2009 atas undangan Michael Spence dan Amartya Sen. Keduanya kebetulan pemenang hadiah nobel untuk ekonomi.
Topik akan sekitar ICT Untuk Pengentasan kemiskinan. Pertemuan ini hanya dihadiri oleh belasan pemimpin di dunia IT yang kebanyakan berkecimpung di grass root. Insya Allah, akan hadir juga rekan saya Muhammad Yunus dari Bangladesh yang juga pemenang hadiah Nobel.
Terus terang, dunia banyak belajar dari aktifitas kita bangsa Indonesia bagaimana cara memandaikan masyarakat dan akhirnya mengentaskan kemiskinan secara swadaya masyarakat dan mandiri tanpa perlu dukungan Bank Dunia bahkan seringkali tanpa didukung pemerintah.
Dalam pertemuan tersebut yang akan dilakukan di Faculty Club Harvard, Insya Allah hanya akan dihadiri oleh belasan pemikir dunia terutama untuk IT untuk berdiskusi apa yang dapat ‘kita’ lakukan untuk bangsa-bangsa di dunia dalam mengentaskan kemiskinan.
Pengalaman saya dalam pertemuan pertama di tahun 2004, kebanyakan cara berfikir orang ‘barat’ relatif naif di bidang kemiskinan karena mereka jarang sekali hidup sebagai orang miskin. Sementara kita di Indonesia justru terbiasa hidup susah tapi ternyata bisa survive dengan strategi pemberdayaan/memberdayakan masyarakat.
( ash / ash )
http://www.detikinet. com/read/2009/09/25/131615/1209019/398/pendidikan-kunci- pengentasan-kemiskinan-menggunakan-ict
1 comments:
hgfsdyghjsdg
Reply